KOMPAS.com - Senior Vice President Divisi Pencarian Google, Amit Singhal, yakin Google di masa depan akan menjadi "asisten pribadi yang sempurna" karena mengetahui "apa yang Anda inginkan dan kapan Anda menginginkan apa".
Singhal (44) telah membawa perubahan transformasional pada internet sejak dia mengambil alih pengembangan mesin pencari Google pada tahun 2000 manakala kemampuan situs itu masih terbatas dan akses internet pun sangat lamban.
"Sahabat Google" (sebutan perusahaan berbasis di California, AS itu kepada para pemikir utamanya) melihat sebuah dunia "pengetahuan yang dipesan" bahkan sebelum orang tahu apa yang diinginkannya, seperti gabungan antara pengenalan suara, pemahaman bahasa, teknologi sentuh dan kemajuan komputer.
"Google di masa depan akan menjadi asisten pribadi yang sempurna yang memberi Anda manfaat dari semua pengetahuan teknis guna memperkuat proses berpikir Anda," kata Singhal.
Meskipun orang bisa pergi ke Bulan tanpa meninggalkan tempat duduk mereka, perkembangan mesin pencari barulah sebatas "langkah bayi" menuju "cawan suci pencarian", kata Singhal kepada AFP.
Singhal menepis kritik ilmuwan bahwa dengan meletakkan semua informasi pada jemari maka akan menciptakan perilaku malas, memperpendek rentang perhatian manusia, dan mengurangi kapasitas dalam mengingat informasi.
"Orang selalu mengkhawatirkan perubahan. Kita mesti mengajari orang berenang dengan arus teknologi, bukan menyelam melawannya," kata sang maha guru.
"Dulu ada kekhawatiran pada (teknologi) mesin cetak Gutenberg yang dikira akan menghancurkan keindahan perkataan lisan, namun kita menjadi jauh lebih baik berkat pengetahuan yang dibawa mesin cetak," kata dia.
"Orang-orang mengkhawatirkan TV akan menghentikan kebiasaan orang membaca buku, tetapi itu tidak terjadi," tegas dia.
"Internet malah telah membuat manusia lebih produktif, menyingkirkan hambatan-hambatan dalam mendapatkan informasi," kata Singhal.
Pencarian ada pada inti Google yang menjadi medan bagi jutaan pertanyaan setiap hari dalam lebih dari 100 bahasa.
Visi Singhal telah membantu Google menjadi mesin pencari paling banyak dikunjungi di dunia, selain juga menjadi salah satu perusahaan paling menguntungkan di dunia.
"Ada masa amat menyenangkan bersama teknologi pencarian dalam menempuh sebuah periode perubahan yang ekponensial," kata dia.
"Pada akhirnya saya yakin ini akan memberi manusia kehidupan yang lebih sehat dan lebih bahagia, tidak hanya dari teknologi yang dapat digunakan, namun juga dari total informasi yang akan ada dalam jangkauan kita guna menaikkan kualitas hidup," kata Singhal.
Algoritma pencarian
Manakala Singhal membincangkan apakah yang menjadi inspirasi teknologinya dan model masa depan bagi mesin pencari, dia tersenyum untuk kemudian berkata, "Star Trek."
Singhal menonton film fiksi ilmiah populer itu dengan kecenderungan obsesif di tempat lahirnya di negara bagian Uttarakhand yang berada di Pegunungan Himalaya, India.
Film seri televisi yang adegan-adegannya sangat dihafal Singhal hingga merasuki hatinya itu telah memberinya impian mengenai masa depan di mana sebuah komputer pada salah satu pesawat ruang angkasa di film ini, "Enterprise", mampu memberi informasi apa pun secara seketika.
Dan kehidupan telah memberi Singhal, lulusan universitas bergengsi di India dan AS (Institut Teknologi India dan Universitas Cornell), kesempatan untuk mengembangkan teknologi semacam itu.
"Saya membayangkan masa depan di mana sebuah komputer pesawat ruang angkasa akan mampu menjawab setiap pertanyaan yang saya ajukan, secara instan."
"Kita sudah lebih dekat ke impian tersebut dibandingkan dengan yang perkiraan saya sebelumnya, mungkin selama saya masih hidup," kata Singhal, sembari menambahkan dia telah diberkati oleh sesuatu yang dia cintai.
Singhal menangani bagian yang disebut Google "algoritma pencarian" yang menentukan cara terbaik mengambil informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Timnya menguji ribuan algoritma pencarian setiap tahun, lalu disesuaikan, diperbaiki, dan ditemukan. Kuncinya terletak pada pemeringkatan informasi, dengan pertama kali memberikan jawaban yang paling relevan.
Semakin sering Google membuat penggunanya bahagia maka semakin besar kemampuannya dalam mengalahkan para pesaing, seperti Yahoo dan situs-situs pencari lainnya, selain menarik arus iklan pada setiap laman yang dibuka.
Bak komandan USS Enterprise dalam "Star Trek", Kapten James Kirk, yang tak pernah mengetikkan informasi yang dimintanya ke komputer pesawat ruang angkasa, melainkan dengan bertanya keras-keras secara lisan, Singhal memperkirakan mesin pencari juga akan menuju ke arah seperti itu berkat teknologi pengenalan suara yang lebih baik dari saat ini.
Singhal berada di New Delhi untuk meluncurkan laman baru berbahasa Hindi milik Google.
Hampir 198 juta warga India yang berbahasa Inggris telah online dan Google berharap laman berbahasa setempat akan menambah penggunanya sampai 300 juta pengguna.
Singhal mengatakan laman dalam bahasa Hindi, yang adalah bahasa yang paling luas dipakai di India, akan membuat Internet lebih bisa diakses oleh orang-orang seperti ibunya yang merasa lebih nyaman berbahasa Hindi ketimbang Bahasa Inggris.
"Pengetahuan adalah kekuatan," kata dia seperti dikutip AFP.
Mesin Pencari Google Terinspirasi dari "Star Trek"
In
//
//
Leave a Comment
0 komentar:
Posting Komentar