Minggu, 05 April 2015

XL Mau Bawa 4G di 10 Kota di Indonesia

MATARAM, KOMPAS.com - Layanan komunikasi berteknologi 4G dari XL Axiata hingga kini baru tersedia di Yogyakarta, Bogor, Medan. Tahun ini rencananya anak usaha Axiata Group Berhad itu akan menggelar...

Read More

Android Oppo Siap Sambut 4G Tahap Dua

JAKARTA, KOMPAS.com - Oppo menyambut baik proses tata ulang pita frekuensi 4G 1.800 MHz yang sedang dilakukan pemerintah Indonesia. Sebagai produsen gadget, mereka mengaku telah siap mendukung langkah tersebut.Chief...

Read More

Galaxy S6 Edge, Gadget Terkencang Sedunia?

KOMPAS.com - Bocoran benchmark Galaxy S6 Edge menampilkan skor yang mencengangkan. Dengan nilai akhir sebesar 60.978, perangkat yang dalam benchmarkdisebut dengan kode SM-G925W8 tersebut memecahkan rekor aplikasi benchmark AnTuTu.Kalau bocoran benchmark tersebut...

Read More

Merugi, Lenovo Tertolong Smartphone dan Motorola

KOMPAS.com - Unit bisnis mobile milik Lenovo menjadi penyumbang terbesar keuntungan perusahaan di kuartal III 2014. Meski demikian, kinerja perusahaan secara keseluruhan dilaporkan merugi sekitar 4,6 persen dibanding kuartal tiga 2013.Bisnis mobile milik...

Read More

Vivaldi, Browser Buatan Mantan CEO Opera

KOMPAS.com - Mantan CEO Opera John S. Von Tetzchner merilis sebuah peramban (browser) baru untuk mengakses web. Peramban tersebut diberi nama Vivaldi dan dibekali dengan banyak fitur menarik.Peramban ini dibangun...

Read More

Sabtu, 04 April 2015

Resmi, WhatsApp Bisa Digunakan di PC dan Laptop

KOMPAS.com — Setelah santer dirumorkan, WhatsApp versi desktop akhirnya resmi diperkenalkan. Kepastian kehadiran versi komputer desktop (PC) dan laptop dari layananchat terpopuler tersebut diumumkan pihak WhatsApp pada Rabu (21/1/2015).Pengumuman ini disampaikan langsung...

Read More

Obama Ingin Internet seperti Korea Selatan

KOMPAS.com - Kecepatan koneksi internet negara adikuasa Amerika Serikat, menurutAkamai, menduduki urutan ke-12 di dunia pada kuartal III 2014. Terpaut cukup jauh dari negara langganan pemegang gelar internet terkencang,...

Read More

Lenovo Perkenalkan Smartband "Tinta Elektronik'

KOMPAS.com – Lenovo ikut terjun ke dalam persaingan wearable gadget. Produsen gadget asal Tiongkok itu menggarap gelang cerdas Vibe Band VB10 sebagai debutnya.

Smartband ini dibanderol dengan harga terjangkau dan menggunakan tinta elektronik (e-ink) sebagai layar.
Dikutip dari KompasTekno dari Cnet, Selasa (6/1/2015), VB10 merupakan gelang cerdas berbahan logam dengan strap terbuat dari karet. Kombinasi tersebut membuat smartbandini memiliki kesan sporty dan mewah.
Lenovo membekali smartband ini dengan fitur penjejak aktivitas (fitness tracking) dansmartwatch. Fitur fitness tracking di dalamnya berupa pencatat jumlah langkah, kalori, jarak yang ditempuh serta pola tidur penggunanya.

Sedangkan, fitur smartwatch berupa kemampuan menerima notifikasi telepon, pesan teks, dan jejaring sosial dari smartphone penggunanya.
Hal paling menarik dari VB10 adalah daya tahannya yang diklaim mencapai 7 hari. Pengguna juga bisa santai memakainya saat mandi.

Smartband ini memang telah mengantongi sertifikasi Ipx7 yang mengindikasikan kemampuan anti-air sampai kedalaman satu meter selama 30 menit.
Lenovo berencana meluncurkan VB10 pada April 2015. Harga banderolnya adalah 89 dollar AS atau sekitar Rp 1,1 juta. Dengan banderol tersebut, smartband besutan Lenovo ini diprediksi bakal jadi penantang jam pintar Pebble.
Pesaing Pebble
Tinta elektronik atau e-ink merupakan teknologi layar yang berupaya menirukan tampilan tinta di atas kertas. E-ink dapat memantulkan cahaya layaknya kertas biasa.

Kemampuan tersebut membuat layar jenis ini lebih nyaman ketika digunakan untuk membaca. Teknologi ini pun cenderung membuat konsumsi daya lebih hemat.
Sebelumnya telah ada sejumlah smartwatch yang menggunakan e-ink sebagai layarnya. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Pebble. Smartwatch tersebut dibekali kemampuan pencatat aktivitas dan bisa menampilkan notifikasi dari smartphone Android serta iOS.

Saat ini ada dua jenis yang telah beredar, Pebble Watch seharga 99 dollar AS dan Pebble Steel seharga 199 dollar AS.
Read More

Kodak Pastikan Bikin Smartphone Android

KOMPAS.com - Nama Kodak identik dengan produk imaging macam kamera dan printer. Belakangan muncul kabar bahwa produsen film legendaris tersebut hendak ikut terjun ke ranah gadget, bersaing dengan Samsung cs.Sebagaimana dikutip Kompas Tekno dari Ubergizmo,...

Read More

Jumat, 03 April 2015

Kapan Android OnePlus One Masuk Indonesia?

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepastian kehadiran smartphone Android OnePlus One akhirnya terjawab. Ponsel pintar yang digadang-gadang sebagai "pembunuh" Android Nexus itu akan menyambangi tanah air pada awal tahun 2015.Kabar ini dikonfirmasi oleh...

Read More

Sony Bersihkan Sisa Peretasan, FBI Turun Tangan

KOMPAS.com - Sony Pictures yang jaringan komputernya dibobol peretas tak tinggal diam. Perusahaan keamanan spesialis forensik digital, Mandiant telah direkrut oleh Sony untuk menyelidiki serangan cyber menghebohkan yang terjadi pada Senin (24/11/2014)...

Read More

Kamis, 02 April 2015

Padfone S Sambut Akhir Tahun di Indonesia

KOMPAS.com - Asus bakal menghadirkan smartphone Padfone S untuk pasaran Indonesia menjelang akhir tahun 2014 ini. Ini merupakan perangkat dengan prosesor quad core Qualcomm Snapdragon 801 berkecepatan 2,3GHz. Perangkat ini memiliki...

Read More

Microsoft Perusahaan Termahal Kedua Setelah Apple

KOMPAS.com - Kapitalisasi pasar atau nilai perusahaan Microsoft kini menjadi yang terbesar kedua di dunia. Perusahaan software yang berbasis di Redmond, Washington itu berada di urutan kedua di belakang...

Read More

Mesin Pencari Google Terinspirasi dari "Star Trek"

KOMPAS.com - Senior Vice President Divisi Pencarian Google, Amit Singhal, yakin Google di masa depan akan menjadi "asisten pribadi yang sempurna" karena mengetahui "apa yang Anda inginkan dan kapan Anda menginginkan apa".

Singhal (44) telah membawa perubahan transformasional pada internet sejak dia mengambil alih pengembangan mesin pencari Google pada tahun 2000 manakala kemampuan situs itu masih terbatas dan akses internet pun sangat lamban.

"Sahabat Google" (sebutan perusahaan berbasis di California, AS itu kepada para pemikir utamanya) melihat sebuah dunia "pengetahuan yang dipesan" bahkan sebelum orang tahu apa yang diinginkannya, seperti gabungan antara pengenalan suara, pemahaman bahasa, teknologi sentuh dan kemajuan komputer.

"Google di masa depan akan menjadi asisten pribadi yang sempurna yang memberi Anda manfaat dari semua pengetahuan teknis guna memperkuat proses berpikir Anda," kata Singhal.

Meskipun orang bisa pergi ke Bulan tanpa meninggalkan tempat duduk mereka, perkembangan mesin pencari barulah sebatas "langkah bayi" menuju "cawan suci pencarian", kata Singhal kepada AFP.

Singhal menepis kritik ilmuwan bahwa dengan meletakkan semua informasi pada jemari maka akan menciptakan perilaku malas, memperpendek rentang perhatian manusia, dan mengurangi kapasitas dalam mengingat informasi.

"Orang selalu mengkhawatirkan perubahan. Kita mesti mengajari orang berenang dengan arus teknologi, bukan menyelam melawannya," kata sang maha guru.

"Dulu ada kekhawatiran pada (teknologi) mesin cetak Gutenberg yang dikira akan menghancurkan keindahan perkataan lisan, namun kita menjadi jauh lebih baik berkat pengetahuan yang dibawa mesin cetak," kata dia.

"Orang-orang mengkhawatirkan TV akan menghentikan kebiasaan orang membaca buku, tetapi itu tidak terjadi," tegas dia.

"Internet malah telah membuat manusia lebih produktif, menyingkirkan hambatan-hambatan dalam mendapatkan informasi," kata Singhal.

Pencarian ada pada inti Google yang menjadi medan bagi jutaan pertanyaan setiap hari dalam lebih dari 100 bahasa.

Visi Singhal telah membantu Google menjadi mesin pencari paling banyak dikunjungi di dunia, selain juga menjadi salah satu perusahaan paling menguntungkan di dunia.

"Ada masa amat menyenangkan bersama teknologi pencarian dalam menempuh sebuah periode perubahan yang ekponensial," kata dia.

"Pada akhirnya saya yakin ini akan memberi manusia kehidupan yang lebih sehat dan lebih bahagia, tidak hanya dari teknologi yang dapat digunakan, namun juga dari total informasi yang akan ada dalam jangkauan kita guna menaikkan kualitas hidup," kata Singhal.

Algoritma pencarian

Manakala Singhal membincangkan apakah yang menjadi inspirasi teknologinya dan model masa depan bagi mesin pencari, dia tersenyum untuk kemudian berkata, "Star Trek."

Singhal menonton film fiksi ilmiah populer itu dengan kecenderungan obsesif di tempat lahirnya di negara bagian Uttarakhand yang berada di Pegunungan Himalaya, India.

Film seri televisi yang adegan-adegannya sangat dihafal Singhal hingga merasuki hatinya itu telah memberinya impian mengenai masa depan di mana sebuah komputer pada salah satu pesawat ruang angkasa di film ini, "Enterprise", mampu memberi informasi apa pun secara seketika.

Dan kehidupan telah memberi Singhal, lulusan universitas bergengsi di India dan AS (Institut Teknologi India dan Universitas Cornell), kesempatan untuk mengembangkan teknologi semacam itu.

"Saya membayangkan masa depan di mana sebuah komputer pesawat ruang angkasa akan mampu menjawab setiap pertanyaan yang saya ajukan, secara instan."

"Kita sudah lebih dekat ke impian tersebut dibandingkan dengan yang perkiraan saya sebelumnya, mungkin selama saya masih hidup," kata Singhal, sembari menambahkan dia telah diberkati oleh sesuatu yang dia cintai.

Singhal menangani bagian yang disebut Google "algoritma pencarian" yang menentukan cara terbaik mengambil informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan.

Timnya menguji ribuan algoritma pencarian setiap tahun, lalu disesuaikan, diperbaiki, dan ditemukan. Kuncinya terletak pada pemeringkatan informasi, dengan pertama kali memberikan jawaban yang paling relevan.

Semakin sering Google membuat penggunanya bahagia maka semakin besar kemampuannya dalam mengalahkan para pesaing, seperti Yahoo dan situs-situs pencari lainnya, selain menarik arus iklan pada setiap laman yang dibuka.

Bak komandan USS Enterprise dalam "Star Trek", Kapten James Kirk, yang tak pernah mengetikkan informasi yang dimintanya ke komputer pesawat ruang angkasa, melainkan dengan bertanya keras-keras secara lisan, Singhal memperkirakan mesin pencari juga akan menuju ke arah seperti itu berkat teknologi pengenalan suara yang lebih baik dari saat ini.

Singhal berada di New Delhi untuk meluncurkan laman baru berbahasa Hindi milik Google.

Hampir 198 juta warga India yang berbahasa Inggris telah online dan Google berharap laman berbahasa setempat akan menambah penggunanya sampai 300 juta pengguna.

Singhal mengatakan laman dalam bahasa Hindi, yang adalah bahasa yang paling luas dipakai di India, akan membuat Internet lebih bisa diakses oleh orang-orang seperti ibunya yang merasa lebih nyaman berbahasa Hindi ketimbang Bahasa Inggris.

"Pengetahuan adalah kekuatan," kata dia seperti dikutip AFP.
Read More

Kamera Oppo N3 Berputar Secara Otomatis

KOMPAS.com - Menjelang diluncurkannya smartphone unggulan Oppo terbaru, Oppo N3, beredar video yang menunjukkan modul kamera smartphone itu bisa berputar secara independen atau otomatis.Dalam video yang diunggah di situs...

Read More

Diprotes, Bolt Ubah Paket Langganan Internet

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan telekomunikasi Internux, dengan produk layanan internetnya, Bolt kembali mengubah skema harga berlangganan paket internetnya. Perubahan skema ini disinyalir akibat protes dari para pelanggan.Sebelumnya, Bolt memang...

Read More

Pendaftaran Domain Singkat Apapun.id Segera Ditutup

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi yang berminat mendapatkan domain singkat, 2-4 karakter, dengan akhiran .id, sebaiknya segera melakukan pendaftaran. Sebentar lagi pendaftaran akan ditutup. Sejak 9 September 2014, Pengelola Nama Domain...

Read More

Rabu, 01 April 2015

Kamera GoPro Versi Murah Meluncur Oktober

KOMPAS.com - Lini kamera GoPro akan mendapatkan penyegaran di tahun ini. Selain berencana merilis kamera di kelas prmeium dengan seri GoPro Hero 4, perusahaan juga akan merilis model low-end yang diberi...

Read More

Komentar Desainer Grafis Soal Galaxy Note 4

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu hari setelah Samsung meluncurkan phablet Galaxy Note 4 di Berlin, Jerman, seorang teman dari Indonesia menghubungi Kompas.com yang tengah meliput pameran IFA di Berlin. Teman...

Read More

Tahun 2015, Indosat Ganti Nama?

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa operator seluler yang diakuisisi oleh Ooredoo telah menganti nama atau menyandang brand Ooredoo, seperti Qatar Telecom yang telah mengadopsi nama tersebut sejak 2013 lalu. Operator seluler...

Read More

Otak Robot Bisa Belajar dari Internet

KOMPAS.com — Sejumlah peneliti di Amerika Serikat mengembangkan otak robot supercerdas yang bisa belajar secara mandiri dengan memindai jutaan halaman di internet. Disebut sebagai "Robo Brain", robot ini didesain untuk...

Read More

Norton Security Melenggang Sendirian

KOMPAS.com - Symantec yang telah mengakuisisi perusahaan penyedia antivirus, Norton berencana untuk menyederhanakan lini produk security suite-nya untuk konsumen. Selama ini, brand Norton memiliki sejumlah versi antivirus yang nama-namanya hampir mirip. Symantec...

Read More